Matematika
Terdapat perselisihan tentang apakah objek-objek matematika seperti 
bilangan dan 
titik hadir secara alami, atau hanyalah buatan manusia. Seorang matematikawan 
Benjamin Peirce menyebut matematika sebagai "ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan yang penting".
[5] Di pihak lain, 
Albert Einstein
 menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada 
kenyataan, mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak 
merujuk kepada kenyataan."
[6] 
Matematika selalu berkembang, misalnya di 
Cina pada tahun 300 
SM, di 
India pada tahun 100 
M, dan di Arab pada tahun 800 M, hingga zaman 
Renaisans, ketika temuan baru matematika berinteraksi dengan 
penemuan ilmiah baru yang mengarah pada peningkatan yang cepat di dalam laju penemuan matematika yang berlanjut hingga kini.
[7] 
Kini, matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk 
ilmu alam, 
teknik, 
kedokteran/
medis, dan 
ilmu sosial seperti 
ekonomi, dan 
psikologi. 
Matematika terapan,
 cabang matematika yang melingkupi penerapan pengetahuan matematika ke 
bidang-bidang lain, mengilhami dan membuat penggunaan temuan-temuan 
matematika baru, dan kadang-kadang mengarah pada pengembangan 
disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya baru, seperti 
statistika dan 
teori permainan.
 
Para matematikawan juga bergulat di dalam 
matematika murni,
 atau matematika untuk perkembangan matematika itu sendiri, tanpa adanya
 penerapan di dalam pikiran, meskipun penerapan praktis yang menjadi 
latar munculnya matematika murni ternyata seringkali ditemukan 
terkemudian.
[8] 
 Etimologi
Kata "matematika" berasal dari 
bahasa Yunani Kuno μάθημα (
máthēma), yang berarti 
pengkajian, 
pembelajaran, 
ilmu
 yang ruang lingkupnya menyempit, dan arti teknisnya menjadi "pengkajian
 matematika", bahkan demikian juga pada zaman kuno. Kata sifatnya adalah
 μαθηματικός (
mathēmatikós), 
berkaitan dengan pengkajian, atau 
tekun belajar, yang lebih jauhnya berarti 
matematis. Secara khusus, 
μαθηματικὴ τέχνη (
mathēmatikḗ tékhnē), di dalam 
bahasa Latin ars mathematica, berarti 
seni matematika.
 
Bentuk jamak sering dipakai di dalam 
bahasa Inggris, seperti juga di dalam 
bahasa Perancis les mathématiques (dan jarang digunakan sebagai turunan bentuk tunggal 
la mathématique), merujuk pada bentuk jamak bahasa Latin yang cenderung netral 
mathematica (
Cicero), berdasarkan bentuk jamak bahasa Yunani τα μαθηματικά (
ta mathēmatiká), yang dipakai 
Aristoteles, yang terjemahan kasarnya berarti "segala hal yang matematis".
[9] Tetapi, di dalam bahasa Inggris, kata benda 
mathematics mengambil bentuk tunggal bila dipakai sebagai kata kerja. Di dalam ragam percakapan, matematika kerap kali disingkat sebagai 
math di Amerika Utara dan 
maths di tempat lain.
 
 Sejarah
Sebuah 
quipu, yang dipakai oleh 
Inca untuk mencatatkan bilangan.
 
 
 
Evolusi matematika dapat dipandang sebagai sederetan 
abstraksi
 yang selalu bertambah banyak, atau perkataan lainnya perluasan pokok 
masalah. Abstraksi mula-mula, yang juga berlaku pada banyak binatang
[10], adalah tentang 
bilangan: pernyataan bahwa dua apel dan dua jeruk (sebagai contoh) memiliki jumlah yang sama.
 
Matematika sejak saat itu segera berkembang luas, dan terdapat interaksi bermanfaat antara matematika dan 
sains,
 menguntungkan kedua belah pihak. Penemuan-penemuan matematika dibuat 
sepanjang sejarah dan berlanjut hingga kini. Menurut Mikhail B. Sevryuk,
 pada Januari 2006 terbitan 
Bulletin of the American Mathematical Society, "Banyaknya makalah dan buku yang dilibatkan di dalam basis data 
Mathematical Reviews
 sejak 1940 (tahun pertama beroperasinya MR) kini melebihi 1,9 juta, dan
 melebihi 75 ribu artikel ditambahkan ke dalam basis data itu tiap 
tahun. Sebagian besar karya di samudera ini berisi 
teorema matematika baru beserta 
bukti-buktinya."
[12] 
 Ilham, matematika murni dan terapan, dan estetika
Matematika muncul pada saat dihadapinya masalah-masalah yang rumit 
yang melibatkan kuantitas, struktur, ruang, atau perubahan. Mulanya 
masalah-masalah itu dijumpai di dalam 
perdagangan, 
pengukuran tanah, dan kemudian 
astronomi;
 kini, semua ilmu pengetahuan menganjurkan masalah-masalah yang dikaji 
oleh para matematikawan, dan banyak masalah yang muncul di dalam 
matematika itu sendiri. Misalnya, seorang 
fisikawan Richard Feynman menemukan 
rumus integral lintasan mekanika kuantum menggunakan paduan nalar matematika dan wawasan fisika, dan 
teori dawai masa kini, teori ilmiah yang masih berkembang yang berupaya membersatukan empat 
gaya dasar alami, terus saja mengilhami matematika baru.
[13] 
Beberapa matematika hanya bersesuaian di dalam wilayah yang 
mengilhaminya, dan diterapkan untuk memecahkan masalah lanjutan di 
wilayah itu. Tetapi seringkali matematika diilhami oleh bukti-bukti di 
satu wilayah ternyata bermanfaat juga di banyak wilayah lainnya, dan 
menggabungkan persediaan umum konsep-konsep matematika. Fakta yang 
menakjubkan bahwa matematika "paling murni" sering beralih menjadi 
memiliki terapan praktis adalah apa yang 
Eugene Wigner memanggilnya sebagai "
Ketidakefektifan Matematika tak ternalar di dalam Ilmu Pengetahuan Alam".
[14] 
Seperti di sebagian besar wilayah pengkajian, ledakan pengetahuan di 
zaman ilmiah telah mengarah pada pengkhususan di dalam matematika. Satu 
perbedaan utama adalah di antara 
matematika murni dan 
matematika terapan:
 sebagian besar matematikawan memusatkan penelitian mereka hanya pada 
satu wilayah ini, dan kadang-kadang pilihan ini dibuat sedini 
perkuliahan program 
sarjana
 mereka. Beberapa wilayah matematika terapan telah digabungkan dengan 
tradisi-tradisi yang bersesuaian di luar matematika dan menjadi disiplin
 yang memiliki hak tersendiri, termasuk 
statistika, 
riset operasi, dan 
ilmu komputer.
 
Mereka yang berminat kepada matematika seringkali menjumpai suatu 
aspek estetika tertentu di banyak matematika. Banyak matematikawan 
berbicara tentang 
keanggunan matematika, 
estetika yang tersirat, dan 
keindahan dari dalamnya. 
Kesederhanaan dan keumumannya dihargai. Terdapat keindahan di dalam kesederhanaan dan keanggunan 
bukti yang diberikan, semisal bukti 
Euclid yakni bahwa terdapat tak-terhingga banyaknya 
bilangan prima, dan di dalam 
metode numerik yang anggun bahwa perhitungan laju, yakni 
transformasi Fourier cepat. 
G. H. Hardy di dalam 
A Mathematician's Apology
 mengungkapkan keyakinan bahwa penganggapan estetika ini, di dalamnya 
sendiri, cukup untuk mendukung pengkajian matematika murni.
[15] 
Para matematikawan sering bekerja keras menemukan bukti teorema yang anggun secara khusus, pencarian 
Paul Erdős sering berkutat pada sejenis pencarian akar dari "
Alkitab" di mana 
Tuhan telah menuliskan bukti-bukti kesukaannya.
[16][17] Kepopularan 
matematika rekreasi adalah isyarat lain bahwa kegembiraan banyak dijumpai ketika seseorang mampu memecahkan soal-soal matematika.
 
 Notasi, bahasa, dan kekakuan
Leonhard Euler. Mungkin seorang matematikawan yang terbanyak menghasilkan temuan sepanjang masa
 
 
 
Sebagian besar notasi matematika yang digunakan saat ini tidaklah ditemukan hingga abad ke-16.
[18] Pada abad ke-18, 
Euler
 bertanggung jawab atas banyak notasi yang digunakan saat ini. Notasi 
modern membuat matematika lebih mudah bagi para profesional, tetapi para
 pemula sering menemukannya sebagai sesuatu yang mengerikan. Terjadi 
pemadatan yang amat sangat: sedikit lambang berisi informasi yang kaya. 
Seperti 
notasi musik,
 notasi matematika modern memiliki tata kalimat yang kaku dan 
menyandikan informasi yang barangkali sukar bila dituliskan menurut cara
 lain.
 
Bahasa matematika dapat juga terkesan sukar bagi para pemula. Kata-kata seperti 
atau dan 
hanya memiliki arti yang lebih presisi daripada di dalam percakapan sehari-hari. Selain itu, kata-kata semisal 
terbuka dan 
lapangan memberikan arti khusus matematika. 
Jargon matematika termasuk istilah-istilah teknis semisal 
homomorfisme dan 
terintegralkan.
 Tetapi ada alasan untuk notasi khusus dan jargon teknis ini: matematika
 memerlukan presisi yang lebih dari sekadar percakapan sehari-hari. Para
 matematikawan menyebut presisi bahasa dan logika ini sebagai "kaku" (
rigor).
 
Kaku secara mendasar adalah tentang 
bukti matematika.
 Para matematikawan ingin teorema mereka mengikuti aksioma-aksioma 
dengan maksud penalaran yang sistematik. Ini untuk mencegah "
teorema" yang salah ambil, didasarkan pada praduga kegagalan, di mana banyak contoh pernah muncul di dalam sejarah subjek ini.
[19] Tingkat kekakuan diharapkan di dalam matematika selalu berubah-ubah sepanjang waktu: 
bangsa Yunani menginginkan dalil yang terperinci, namun pada saat itu metode yang digunakan 
Isaac Newton
 kuranglah kaku. Masalah yang melekat pada definisi-definisi yang 
digunakan Newton akan mengarah kepada munculnya analisis saksama dan 
bukti formal pada abad ke-19. Kini, para matematikawan masih terus 
beradu argumentasi tentang 
bukti berbantuan-komputer. Karena perhitungan besar sangatlah sukar diperiksa, bukti-bukti itu mungkin saja tidak cukup kaku.
[20] 
Aksioma
 menurut pemikiran tradisional adalah "kebenaran yang menjadi bukti 
dengan sendirinya", tetapi konsep ini memicu persoalan. Pada tingkatan 
formal, sebuah aksioma hanyalah seutas dawai 
lambang, yang hanya memiliki makna tersirat di dalam konteks semua rumus yang terturunkan dari suatu 
sistem aksioma. Inilah tujuan 
program Hilbert untuk meletakkan semua matematika pada sebuah basis aksioma yang kokoh, tetapi menurut 
Teorema ketaklengkapan Gödel tiap-tiap sistem aksioma (yang cukup kuat) memiliki rumus-rumus yang 
tidak dapat ditentukan; dan oleh karena itulah suatu 
aksiomatisasi
 terakhir di dalam matematika adalah mustahil. Meski demikian, 
matematika sering dibayangkan (di dalam konteks formal) tidak lain 
kecuali 
teori himpunan
 di beberapa aksiomatisasi, dengan pengertian bahwa tiap-tiap pernyataan
 atau bukti matematika dapat dikemas ke dalam rumus-rumus teori 
himpunan.
[21] 
 Matematika sebagai ilmu pengetahuan
Carl Friedrich Gauss, menganggap dirinya sebagai "pangerannya para matematikawan", dan mengatakan matematika sebagai "Ratunya Ilmu Pengetahuan".
 
 
 
Carl Friedrich Gauss mengatakan matematika sebagai "Ratunya Ilmu Pengetahuan".
[22] Di dalam bahasa aslinya, Latin 
Regina Scientiarum, juga di dalam 
bahasa Jerman Königin der Wissenschaften, kata yang bersesuaian dengan 
ilmu pengetahuan
 berarti (lapangan) pengetahuan. Jelas, inipun arti asli di dalam bahasa
 Inggris, dan tiada keraguan bahwa matematika di dalam konteks ini 
adalah sebuah ilmu pengetahuan. Pengkhususan yang mempersempit makna 
menjadi ilmu pengetahuan 
alam adalah di masa terkemudian. Bila seseorang memandang 
ilmu pengetahuan hanya terbatas pada dunia fisika, maka matematika, atau sekurang-kurangnya 
matematika murni, bukanlah ilmu pengetahuan.
 
Albert Einstein menyatakan bahwa 
"sejauh
 hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan, maka mereka tidaklah 
pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada kenyataan."
[6] 
Banyak filsuf yakin bahwa matematika tidaklah 
terpalsukan berdasarkan percobaan, dan dengan demikian bukanlah ilmu pengetahuan per definisi 
Karl Popper.
[23]
 Tetapi, di dalam karya penting tahun 1930-an tentang logika matematika 
menunjukkan bahwa matematika tidak bisa direduksi menjadi logika, dan 
Karl Popper menyimpulkan bahwa "sebagian besar teori matematika, seperti
 halnya 
fisika dan 
biologi, adalah 
hipotetis-
deduktif:
 oleh karena itu matematika menjadi lebih dekat ke ilmu pengetahuan alam
 yang hipotesis-hipotesisnya adalah konjektur (dugaan), lebih daripada 
sebagai hal yang baru."
[24] Para bijak bestari lainnya, sebut saja 
Imre Lakatos, telah menerapkan satu versi 
pemalsuan kepada matematika itu sendiri.
 
Sebuah tinjauan alternatif adalah bahwa lapangan-lapangan ilmiah tertentu (misalnya 
fisika teoretis)
 adalah matematika dengan aksioma-aksioma yang ditujukan sedemikian 
sehingga bersesuaian dengan kenyataan. Faktanya, seorang fisikawan 
teoretis, 
J. M. Ziman, mengajukan pendapat bahwa ilmu pengetahuan adalah 
pengetahuan umum dan dengan demikian matematika termasuk di dalamnya.
[25]
 Di beberapa kasus, matematika banyak saling berbagi dengan ilmu 
pengetahuan fisika, sebut saja penggalian dampak-dampak logis dari 
beberapa anggapan. 
Intuisi dan 
percobaan juga berperan penting di dalam perumusan 
konjektur-konjektur, baik itu di matematika, maupun di ilmu-ilmu pengetahuan (lainnya).
 
Matematika percobaan
 terus bertumbuh kembang, mengingat kepentingannya di dalam matematika, 
kemudian komputasi dan simulasi memainkan peran yang semakin menguat, 
baik itu di ilmu pengetahuan, maupun di matematika, melemahkan objeksi 
yang mana matematika tidak menggunakan 
metode ilmiah. Di dalam bukunya yang diterbitkan pada 2002 
A New Kind of Science, 
Stephen Wolfram berdalil bahwa matematika komputasi pantas untuk digali secara 
empirik sebagai lapangan ilmiah di dalam haknya/kebenarannya sendiri.
 
Pendapat-pendapat para matematikawan terhadap hal ini adalah beraneka
 macam. Banyak matematikawan merasa bahwa untuk menyebut wilayah mereka 
sebagai ilmu pengetahuan sama saja dengan menurunkan kadar kepentingan 
sisi estetikanya, dan sejarahnya di dalam tujuh 
seni liberal
 tradisional; yang lainnya merasa bahwa pengabaian pranala ini terhadap 
ilmu pengetahuan sama saja dengan memutar-mutar mata yang buta terhadap 
fakta bahwa antarmuka antara matematika dan penerapannya di dalam ilmu 
pengetahuan dan 
rekayasa telah mengemudikan banyak pengembangan di dalam matematika.
 
Satu jalan yang dimainkan oleh perbedaan sudut pandang ini adalah di dalam perbincangan filsafat apakah matematika 
diciptakan (seperti di dalam seni) atau 
ditemukan (seperti di dalam ilmu pengetahuan). Adalah wajar bagi 
universitas bila dibagi ke dalam bagian-bagian yang menyertakan departemen 
Ilmu Pengetahuan dan Matematika,
 ini menunjukkan bahwa lapangan-lapangan itu dipandang bersekutu tetapi 
mereka tidak seperti dua sisi keping uang logam. Pada tataran 
praktisnya, para matematikawan biasanya dikelompokkan bersama-sama para 
ilmuwan pada tingkatan kasar, tetapi dipisahkan pada tingkatan akhir. 
Ini adalah salah satu dari banyak perkara yang diperhatikan di dalam 
filsafat matematika.
 
Penghargaan matematika umumnya dipelihara supaya tetap terpisah dari 
kesetaraannya dengan ilmu pengetahuan. Penghargaan yang adiluhung di 
dalam matematika adalah 
Fields Medal (medali lapangan),
[26][27] dimulakan pada 1936 dan kini diselenggarakan tiap empat tahunan. Penghargaan ini sering dianggap setara dengan 
Hadiah Nobel ilmu pengetahuan.
 
Wolf Prize in Mathematics, dilembagakan pada 1978, mengakui masa prestasi, dan penghargaan internasional utama lainnya, 
Hadiah Abel,
 diperkenalkan pada 2003. Ini dianugerahkan bagi ruas khusus karya, 
dapat berupa pembaharuan, atau penyelesaian masalah yang terkemuka di 
dalam lapangan yang mapan.
 
Sebuah daftar terkenal berisikan 23 
masalah terbuka, yang disebut "
masalah Hilbert", dihimpun pada 1900 oleh matematikawan Jerman 
David Hilbert.
 Daftar ini meraih persulangan yang besar di antara para matematikawan, 
dan paling sedikit sembilan dari masalah-masalah itu kini terpecahkan.
 
Sebuah daftar baru berisi tujuh masalah penting, berjudul "
Masalah Hadiah Milenium", diterbitkan pada 2000. Pemecahan tiap-tiap masalah ini berhadiah 
US$ 1 juta, dan hanya satu (
hipotesis Riemann) yang mengalami penggandaan di dalam masalah-masalah Hilbert.
 
 Bidang-bidang matematika
Sebuah 
sempoa, alat hitung sederhana yang dipakai sejak zaman kuno.
 
 
 
Disiplin-disiplin utama di dalam matematika pertama muncul karena 
kebutuhan akan perhitungan di dalam perdagangan, untuk memahami hubungan
 antarbilangan, untuk mengukur tanah, dan untuk meramal peristiwa 
astronomi.
 Empat kebutuhan ini secara kasar dapat dikaitkan dengan 
pembagian-pembagian kasar matematika ke dalam pengkajian besaran, 
struktur, ruang, dan perubahan (yakni 
aritmetika, 
aljabar, 
geometri, dan 
analisis).
 Selain pokok bahasan itu, juga terdapat pembagian-pembagian yang 
dipersembahkan untuk pranala-pranala penggalian dari jantung matematika 
ke lapangan-lapangan lain: ke 
logika, ke 
teori himpunan (
dasar), ke matematika empirik dari aneka macam ilmu pengetahuan (
matematika terapan), dan yang lebih baru adalah ke pengkajian kaku akan 
ketakpastian.
 
 Besaran
- 
 
 Ruang
Di dalam geometri aljabar terdapat penjelasan objek-objek geometri sebagai himpunan penyelesaian persamaan 
polinom, memadukan konsep-konsep besaran dan ruang, dan juga pengkajian 
grup topologi, yang memadukan struktur dan ruang. 
Grup lie biasa dipakai untuk mengkaji ruang, struktur, dan perubahan. 
Topologi di dalam banyak percabangannya mungkin menjadi wilayah pertumbuhan terbesar di dalam matematika abad ke-20, dan menyertakan 
konjektur poincaré yang telah lama ada dan 
teorema empat warna, yang hanya "berhasil" dibuktikan dengan komputer, dan belum pernah dibuktikan oleh manusia secara manual.
 
- 
 
 Perubahan
Hipotesis Riemann, salah satu masalah terbuka yang paling mendasar di dalam matematika, dilukiskan dari analisis kompleks. 
Analisis fungsional memusatkan perhatian pada 
ruang fungsi (biasanya berdimensi tak-hingga). Satu dari banyak terapan analisis fungsional adalah 
mekanika kuantum.
 
Banyak masalah secara alami mengarah pada hubungan antara besaran dan laju perubahannya, dan ini dikaji sebagai 
persamaan diferensial. Banyak gejala di alam dapat dijelaskan menggunakan 
sistem dinamika; 
teori kekacauan mempertepat jalan-jalan di mana banyak sistem ini memamerkan perilaku 
deterministik yang masih saja belum terdugakan.
 
 Struktur
Banyak objek matematika, semisal 
himpunan bilangan dan 
fungsi, memamerkan struktur bagian dalam. Sifat-sifat struktural objek-objek ini diselidiki di dalam pengkajian 
grup, 
gelanggang, 
lapangan dan sistem abstrak lainnya, yang mereka sendiri adalah objek juga. Ini adalah lapangan 
aljabar abstrak. Sebuah konsep penting di sini yakni 
vektor, diperumum menjadi 
ruang vektor, dan dikaji di dalam 
aljabar linear. Pengkajian vektor memadukan tiga wilayah dasar matematika: besaran, struktur, dan ruang. 
Kalkulus vektor memperluas lapangan itu ke dalam wilayah dasar keempat, yakni perubahan. 
Kalkulus tensor mengkaji 
kesetangkupan dan perilaku vektor yang di
rotasi. Sejumlah masalah kuno tentang 
Kompas dan konstruksi garis lurus akhirnya terpecahkan oleh 
Teori galois.
 
- 
 
 Dasar dan filsafat
Logika matematika diperhatikan dengan meletakkan matematika pada sebuah kerangka kerja 
aksiomatis yang kaku, dan mengkaji hasil-hasil kerangka kerja itu. Logika matematika adalah rumah bagi 
Teori ketaklengkapan kedua Gödel, mungkin hasil yang paling dirayakan di dunia logika, yang (secara informal) berakibat bahwa suatu 
sistem formal yang berisi aritmetika dasar, jika 
suara (maksudnya semua teorema yang dapat dibuktikan adalah benar), maka 
tak-lengkap (maksudnya terdapat teorema sejati yang tidak dapat dibuktikan 
di dalam sistem itu).
 
Gödel menunjukkan cara mengonstruksi, 
sembarang
 kumpulan aksioma bilangan teoretis yang diberikan, sebuah pernyataan 
formal di dalam logika yaitu sebuah bilangan sejati-suatu fakta 
teoretik, tetapi tidak mengikuti aksioma-aksioma itu. Oleh karena itu, 
tiada sistem formal yang merupakan aksiomatisasi sejati teori bilangan 
sepenuhnya. Logika modern dibagi ke dalam 
teori rekursi, 
teori model, dan 
teori pembuktian, dan terpaut dekat dengan 
ilmu komputer teoretis.
 
- 
 
 Matematika diskret
Teori kompleksitas adalah pengkajian traktabilitas oleh komputer; 
beberapa masalah, meski secara teoretis terselesaikan oleh komputer, 
tetapi cukup mahal menurut konteks waktu dan ruang, tidak dapat 
dikerjakan secara praktis, bahkan dengan cepatnya kemajuan 
perangkat keras
 komputer. Pamungkas, teori informasi memusatkan perhatian pada 
banyaknya data yang dapat disimpan pada media yang diberikan, dan oleh 
karenanya berkenaan dengan konsep-konsep semisal 
pemadatan dan 
entropi.
 
Sebagai lapangan yang relatif baru, matematika diskret memiliki 
sejumlah masalah terbuka yang mendasar. Yang paling terkenal adalah 
masalah "
P=NP?", salah satu 
Masalah Hadiah Milenium.
[29] 
- 
 
 Matematika terapan
Matematika terapan berkenaan dengan penggunaan alat matematika abstrak guna memecahkan masalah-masalah konkret di dalam 
ilmu pengetahuan, 
bisnis, dan wilayah lainnya. Sebuah lapangan penting di dalam matematika terapan adalah 
statistika, yang menggunakan 
teori peluang sebagai alat dan membolehkan penjelasan, analisis, dan peramalan gejala di mana 
peluang berperan penting. Sebagian besar percobaan, survey, dan pengkajian pengamatan memerlukan statistika. (Tetapi banyak 
statistikawan, tidak menganggap mereka sendiri sebagai matematikawan, melainkan sebagai kelompok sekutu.)
 
Analisis numerik
 menyelidiki metode komputasional untuk memecahkan masalah-masalah 
matematika secara efisien yang biasanya terlalu lebar bagi kapasitas 
numerik manusia, analisis numerik melibatkan pengkajian 
galat pemotongan atau sumber-sumber galat lain di dalam komputasi.